A.
Latar Belakang
Menurut bahasa, Pola
Pikir terdiri dari dua Kata yaitu “Pola” dan “Pikir”. Dalam pengertiannya
Pola adalah cara, model atau system, sementara Pikir yakni Akal Budi atau ingatan.
Jadi pola pikir adalah proses mental yang melibatkan otak dalam menilai tentang
baik dan buruk suatu pilihan. Sementara LPCD, 2005 memandang bahwa pola pikir
merupakan suatu pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar. Menyangkut tentang
Pikiran bawah sadar itu sendiri merupakan gudang tempat semua informasi
disimpan. Adapun suatu peristiwa masa lalu yang disimpan dan membekas biasa
disebut dengan “In-Print” atau dalam pandangan sosialnya disebut sebagai “Memory
Colective”.
dalam pandangan lainnya, Pola pikir merupakan Pola-pola dominan yang yang
menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak (WPJD. 2003)
Pola pikir merupakan suatu cara pandang seseorang
dalam bertingkah laku dan berbuat baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dalam
kehidupannya dalam kelompok, bermasyarakat dan berbangsa. Dalam pandangan
lainnya juga pola pikir juga disebutkan sebagai karakter kepribadian yang
senantiasa dibiasakan oleh tiap-tiap individu dalam pergaulannya baik
ditengah-tengah keluarga maupun ditengah masyarakat sosialnya.
Kecenderungan-kecenderungan yang dilakukan seorang PNS
sebagaimana dilansir oleh berbagai pihak misalnya Melanggar Sumpah (Mesum)
Jabatan, dalam hal ini seorang penyelenggara Negara melakukan berbagai tindakan
diluar disiplin atau kewajarannya sebagai seorang Abdi Negara yang sudah jelas
didalam sumpahnya jabatannya tidak diperbolehkan. Misalnya : Menyalahi aturan
dan melanggar wewenang sesuai dengan disiplin yang berlaku. Sehingga
menimbulkan dampak buruk bagi citra PNS semisal dalam penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat yang cenderung jauh dari memuaskan. Sehingga fungsi penting
dalam memberikan pemahaman tentang pola pikir bagi seorang PNS ialah memberikan
pola pembinaan sehingga dapat memberikan suatu perubahan bagi aparat agar dapat
mewujudkan suatu peningkatan dalam pelayanan serta memberikan efektifitas kinerja
yang baik terhadap seorang PNS.
Merubah pola pikir PNS agar kiranya dapat menjadi
sosok pelayan publik atau abdi masyarakat yang senantiasa berkualitas dan
bekerja secara professional berdasar pada bidang dan disiplin ilmu
masing-masing sehingga perwujudan dalam pelayan yang diberikan dirasakan cukup
memuaskan atau bahkan sangat memuaskan dalam pandangan masyarakat. Catatan
penting yang perlu ditekankan disini ialah “memberikan pola pikir positif
terhadap diri Pegawai Negeri Sipil akan membentuk sikap dan perilaku yang
positif” adapun beberapa manfaat dalam merubah pola pikir antara lain :
1.
Berpikir
dan bersikap positif
2.
Meningkatkan
hubungan kerja
3.
Komunikasi
lebih efektif
4.
Mengembangkan
potensi diri
5.
Bekerja
Optimal
Sebagaimana kinerja otak, disini dapat kita kemukakan
tiga fungsi utama yang dimiliki otak atau yang disebut dengan “NLP”. Yang
dimaksud dengan NLP ialah “Neuro, Linguistik dan Programing”. Neuro yaitu fungsi otak yang mengacu pada system saraf
corong penghubung terhadap kelima indra (Mata, Hidung, Lidah, Telinga dan
Kulit), sementara fungsi berikutnya yakni fungsi linguistik ialah mencakup
tentang komunikasi verbal dan non verbal, sementara fungsi ketiga ialah fungsi
Programing yaitu suatu fungsi otak yang mengacu kepada pola pikir, perasaan serta
tindakan kita.
Terhadap otak itu sendiri terdapat dua pembagian yang
masing-masing memiliki perbedaan yang siginifikan antara otak yang satu dengan
yang yang lainnya atau dalam hal ini disebut sebagai otak kiri dan otak kanan.
Adapun “otak Kiri” memiliki peran yang mengacu pada kemampuan kita untuk
mencerna : Angka, Daya Ingat, Tata Bahasa, Logika serta Rasio dengan cirri-ciri
yang dapat kita ketahui pada penggunaan kemampuan otak kiri antara lain
seseorang dapat berpikir : Logis dan realistis, Praktis dan sistematis, To the
Point, bertindak sebagai pelaksana akan tetapi orangnya mudah stress. Sementara
yang mengacu kepada kemampuan “Otak Kanan” memiliki peran yang mengacu pada
kemampuan kita untuk : memiliki kreatifitas, suka mendengarkan Irama atau music,
menyukai warna, memiliki Imajinasi yang tinggi dan suka lamunan. cirri-ciri
yang dapat kita ketahui pada penggunaan kemampuan otak kanan ini antara lain
seseorang itu : menyukai seni dan keindahan, tidak sistematis, berbicara sambil
berhayal, penuh ide-ide baru dan tidak mudah stress.
B.
Pola Pikir Tetap (Mainsed)
Pola pikir tetap disebut pula dengan istilah “Maind -
Set” secara etimologis maind set dapat dilihat dari dua suku kata yaitu “Maind”
yang memiliki arti sebagai sumber pikiran dan memori sedangkan “set” ialah
keadaan yang utuh atau solid. Jadi pola pikir tetap secara etimologisnya disini
dapat disimpulkan sebagai suatu sumber pikiran atau memori dalam keadaan yang
utuh ataupun solid. Sedangkan secara terminologinya, Maindset merupakan suatu
cara berpikir untuk menentukan Pandangan, Prilaku, Sikap dan masa depan
seorang.
Maindset juga merupakan sumber dan pikiran, memori dan
pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide-ide atau persepsi
serta mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan dalam memori. Maindset juga
cenderung mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan tertentu
dalam artian bahwa memori dapat berfungsi optimal sehingga pengalaman awal
dapat dijadikan sebagai modal untuk mengerjakan sesuatu selanjutnya.
Mindset adalah Kepercayaan-kepercayaan yang
mempengaruhi sikap seseorang, juga sekumpulan kepercayaan atau suatu cara
berpikir yang menentukan perilaku dan pandangan serta sikap masa depan
seseorang. Sikap mental tertentu atau watak yang menentukan respons dan pemaknaan
seseorang terhadap situasi juga merupakan Mindset atau pandangan tetap.
C.
Menjaga dan memelihara Pola Pikir
Adapun
beberapa cara dalam menjaga serta memelihara pola pikir antara lain :
1. Pandangan yang benar
Pandangan yang benar yang
dimaksud merupakan cara pandang pada seuatu yang tidak melewati batasan-batasan
normal atau sebagai seorang PNS yang notabenenya sebagai pelayan masyarakat
atau abdi Negara harus memiliki pandangan yang berdampak pada nilai-nilai
positif baik dilingkungan kerja dan terlebih dalam lingkungan masyarakat.
Seorang PNS sewajarnyalah memberikan pandangan yang benar terhadap masyarakat
sekitar lingkungan hidup tentang nilai-nilai moral dan religious serta jiwa dan
rasa nasionalisme yang tinggi sehingga nantinya dapat menjadi panutan atau
contoh tauladan bagi masyarakat sekitarnya.
2. Visualisasi yang benar
Visualisasi yang benar
merupakan cara seseorang dalam bersikap atau berperilaku yang baik
ditengah-tengah masyarakat sehingga tidak berkesan angkuh, sombong serta
egoistis ditengah-tengah masyarakat. Visualisasi atau penampakan/pembawaan diri
yang benar akan berdampak pada pandangan masyarakat akan kewibawaan seorang PNS
sehingga atas keberadaan kita detengah-tengah masyarakat akan senantiasa
ditinggikan serta menaruh rasa hormat.
3. Ucapan yang benar
Ucapan yang benar yang
harus dikembangkan ialah bagaimana kita memberikan suatu pandangan atau
wejangan terhadap masyarakat sehingga mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat
kearah yang baik dan tidak menimbulkan suatu keraguan masyarakat dalam menerima
serta tidak menimbulkan analisis yang keliru ditengah-tengah masyarakat. Ucapan
yang baik harus seiring pula dengan tindakan atau aktualisasi diri yang baik
pula sehingga tidak berkesan dalam pandangan masyarakat “hanya sosok yang
pintar ngomong saja” atau dengan kata lainnya tong kosong nyaring bunyinya.
4. Tindakan yang benar
Tindakan atau aktualisasi
diri yang benar merupakan suatu perwujudan dari pola prilaku yang sesuai dengan
aturan atau norma-norma yang berlaku ditengah-tengah masyarakat serta disiplin
kepegawaian sesuai dengan fungsi dan peranan kita baik dilingkungan kerja
maupun dilingkungan masyarakat. Tindakan yang benar dapat memberikan efek
kepercayaan orang lain terhadap diri/individu kita meningkat seshingga
seseorang dapat mempercayai kita melibihi kepercayaan atas kemampuan
kepribadian mereka sendiri.
5. Berkumpul dengan orang benar
Berkumpul dengan orang
benar maksudnya ialah menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan yang tidak
terlibat dengan tindakan-tindakan amoral atau mereka-mereka yang tidak
melakukan pelanggaran atas hukum positif atas tindakan memecah belah persatuan
dan kesatuan Negara Kasatuan Republik Indonesia serta memiliki niat untuk
melakukan disintegrasi atau pemecahan wilayah. Orang-orang benar yang dapat dijadikan
teman untuk berkumpul yaitu teman-teman yang memiliki etos kerja yang tinggi
dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, berprestasi dan memberikan
nilai-nilai lebih bagi perkembangan karir selanjutnya serta dapat memberikan
suatu pandangan bagi kita dalam dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Makanan mental harus benar
Makanan mental yang baik
yang dimaksud ialah menekankan pada suatu mindset dan suatu keyakinan bahwa
bekerja merupakan suatu ibadah yang senantiasa dilakukan tanpa suatu unsure
keterpaksaan dan menempatkan pekerjaan/pelayanan sebagai suatu kewajiban atau
tanggung jawab sehingga mampu melahirkan suatu makanan mental tentang bekerja
itu ialah sebagai ibadah. Selain itu makanan-makanan mental lainnya yang
dikonsumsi antara lain : Percaya diri, Jujur, tekun dan pengabdian. Sementara
racunnya mental atau yang kerap disebut sebagai penyakit hati dan mesti
dihindari oleh kita antara lain : Iri, dengki, acuh tak acuh dan sikap malas.
7. Pelatihan yang benar
Pelatihan merupakan suatu
cara membisakan diri agar senantiasa terbiasa dan berpengalaman olehnya
demikian pelatihan yang benar sangat diharapkan dalam membantu proses
pencitraan diri sehingga terwujud manusia/pribadi yang benar dan memiliki
tanggungjawab serta senantiasa mengamalkan pada suatu tindakan-tindakan yang
benar.
8. Cara hidup yang benar
Cara hidup yang benar
adalah menekankan pada pola-pola hidup sehat baik secara jasmani maupun Rohani.
Pola hidup sehat secara jasmani ialah pola hidup yang mengikuti alur-alur
aturan atau norma-norma yang sesuia dengan gaya hidup teratur misalnya :
Makan-minum teratur, Olahraga yang teratur, berkeluarga mengikuti aturan (Tidak
selingkuh). Selanjutnya pola hidup sehat secara rohani ialah pola hidup yang
mengikuti petunjuk-petunjuk sebagaimana yang diwajibkan ataupun yang disunahkan
berdasarkan norma-norma agama ataupun adat istiadat yang berlaku
ditengah-tengah masyarakat, misalnya : Menjalankan ibadah secara teratur.
D.
Hambatan Perubahan Pola Pikir
Adapun hambatan yang mempengaruhi perubahan Pola pikir
seseorang meliputi dua hambatan utama yaitu Faktor Internal dan faktor
eksternal. Selain faktor Internal dan ekternal adapula faktor diluar daripada
faktor internal dan ekternal. Adapun faktor-faktor yang disebutkan dapat
diuraikan sebagaimana berikut :
1.
Faktor
Internal
Faktor internal yang menjadi
penghambat dalam perubahan pola pikir terdiri dari 4 (empat) Blok Yakni :
a. Blok Persepsi : ialah adanya
kecenderungan dalam memberikan arti pada suatu peristiwa.
b. Blok Ego : ialah selalu menyalahkan
orang lain dan melihat diri paling sempurna.
c. Blok Intelektual : ialah berpikir
negative, mengandalkan perasaan atau logika yang salah
d. Blok Emosi : ialah cenderung marasa
takut salah dan mudah suka pada sesuatu dan sering amarah.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menjadi
penghambat dalam perubahan pola pikir terdiri dari :
a. Adanya suatu pengaruh dari kondisi
yang tidak mendukung.
b. Karena faktor teman/rekan sejawat
yang kurang mendukung.
c. Anak buah yang kurang professional.
d. Iklim kerja yang tidak kondusif.
Sementara cirri-cirinya meliputi : kurang kerjasama, pimpinan yang
otokrat, sulit menerima perbedaan, kurang menerima dan memberikan penghargaan,
selalu menyalahkan lingkungan dan kurang terbangunyya rasa kepercayaan.
3. Faktor diluar Internal dan Eksternal
Adapun hambatan pola pikir diluar daripada faktor internal
maupun ekternal adalah :
a. kurang pandai bersyukur.
b. harapan yang tidak tercapai dianggap
kegagalan.
c. tidak percaya diri atas kemampuan
yang dimiliki.
E.
Pergeseran dan bentuk perubahan Pola Pikir PNS
Menyangkut tentang pergeseran dan bentuk perubahan
pola pikir seorang PNS dalam hal ini perlu adanya penekanan-penekanan dari arah
negative kearah positif. Misalnya menekankan pada suatu landasan bahwa bekerja
bukan untuk uang/materi melainkan bekerja untuk ibadah. Walau disini kita
memahami bahwa kehidupan tidak terlepas dari apa yang disebut materialis akan
tetapi ketika harapan dan kenyataan terdapat perbedaan yang amat jauh sehingga
mengendorkan semangat kerja dan profesionalitas yang kita miliki maka seyogyanya
kita berusaha sekuat tenaga untuk menggeser suatu pandangan dari bekerja untuk
uang menjadi bekerja untuk ibadah serta dari berpikir linier menuju berpikir
system.
Beberapa pergeseran pola pikir lainnya dapat penulis
jelaskan dalam bentuk kolom sebagaimana yang tampak pada bagian dibawah ini :
PERGESERAN POLA PIKIR
MEMBANTU (POSITIF)
|
P
O
L
A
P
I
K
I
R
|
MENGHAMBAT (NEGATIF)
|
Bekerja adalah Ibadah
|
Perilaku Antenar
|
Motifasi diri
|
Negative thinking
|
Percaya diri
|
Bermalas-malasan
|
Pengabdian
|
Kurang percaya diri
|
Kreatif yang positif
|
Senioritas
|
Kooperatif
|
egois
|
Loyal dan dapat dipercaya
|
tertutup
|
Jujur
|
Kurang percaya diri
|
tekun
|
Like and dislike
|
Sementara bentuk perubahan pola pikir yang diharapkan pada
diri PNS yaitu bagaimana mewujudkan suatu tujuan hidup bekerja seorang PNS
merupakan aktualisasi diri sebagai wujud pengabdian dan dapat memetik nilai
ibadah selama proses pengabdian berlangsung sehingga nantinya mewujudkan visi,
misi serta tujuan yang mengacu pada diri ideal, pencitraan diri serta harga
diri yang dimiliki sorang Pegawai Negeri Sipil.
Diri Ideal merupakan Visi yang diharapkan, Citra diri sebagai Misi yang
dilaksanakan serta Harga diri adalah tujuan yang hendak dicapai.
Diri ideal yang dimaksud diatas ialah gambaran dari sosok
yang diinginkan yang merupakan gabungan dari semua kualitas serta cirri
kepribadian orang yang sangat dikagumi. Dalam artian bahwa diri ideal yang
dimiliki mencakup hakekat “TAQWA” Taat,
Amanah, Qana’ah, Wara', dan Adil. Sementara Citra diri yang
dimaksud merupakan cara seorang melihat dirinya dan berfikir mengenai dirinya
sendiri pada saat sekarang ini, disini kita akan melihat kedalaman cerminan
diri untuk mengatahui bagaimana bertindak pada keadaan tertentu, citra diri
dapat tercermin dalam perilaku positif maupun negative. Guna menempatkan
pencitraan diri yang positif maka kita seharusnya “HAJI” Hati yang bersih, Ahlak
yang mulia, Jiwa yang tenang
dan Iman
yang kuat. Menyangkut tentang Harga Diri (Self Esteem) dapat kita pertanyakan
tentang seberapa suka anada terhadap diri anda sendiri, semakin anda menyukai
diri, menerima diri anda dan hormat kepada diri sebagai seorang bermakna maka
semakin tinggi harga diri anda. Olehnya demikian semakin tinggi harga diri anda
maka akan semakin pula anda menyukai dan menghargai diri dan selanjutnya akan
membawa diri anda pada peningkatan mutu kerja atau peningkatan dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diamantkan pada anda.
Jadi seorang PNS harus senantiasa bekerja secara
professional dan menghindari pekerjaan tercela atau tindakan yang tidak terpuji
sehingga nantinya dapat memperoleh Self Esteem (Harga diri) dalam pandangan
orang lain baik dalam lingkungan kerja maupun dilingkungan masyarakat sekitar
anda.